Pages

Kamis, 14 Juli 2011

Keutamaan Ilmu Agama


Diantara nikmat terbesar yang Allah karuniakan kepada kita ialah Allah mudahkan kita untuk mempelajari agama Allah, sebab ilmu merupakan nikmat yang sangat besar, yang mana Allah telah berfirman :
“Dan Allah telah menurunkan kepadamu kitab dan hikmah dan Allah juga mengajarkan kepadamu apa-apa yang kamu tidak mengetahui sebelumnya, dan adalah keutamaan Allah yang diberikan kepadamu adalam keutamaan yang sangat besar”
Kitab dan Hikmah merupakan dasar ilmu dari agama Islam yang membawa kita kepada kebahagiaan didunia dan diakhirat. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan Agama-Nya (Muttafaq ‘alaihi)
Dia akan mendapat kebahagiaan didunia dan diakhirat ketika Allah memudahkannya dalam mempelajari agama Allah. Allah ‘Azza wa Jalla Berfirman :
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Mujadilah : 11)
Allah akan mengangkatnya baik didunia dan diakhirat, coba lihat para Nabi dan Rasul, Allah angkat derajat mereka dimuka bumi, dan para Sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in.
“Sebaik-baik mereka adalah orang yang hidup pada zamanku, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya”
Begitu juga dengan para ‘Ulama karena mereka mengambil apa yang diwariskan oleh para Nabi.
“Ulama adalah pewaris para Nabi, sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham tapi mereka mewariskan ilmu, barangsiapa yang mengambil warisan para Nabi maka ia telah mengambil bagian yang sangat besar” (Tirmidzi)
Ilmu akan tetap bermanfaat walaupun pemiliknya telah meninggal, berbeda dengan harta yang menjadi bagian bagi ahli warisnya. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
“Apabila anak adam telah meninggal maka amalnya akan terputus melainkan tiga hal, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak yang selalu mendoakannya” (muslim)
Ilmu merupakan jalan untuk dimudahkannya seseorang untuk menuju surga. Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan bagi orang itu jalan menuju surga” (Muslim)
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan menempuh perjalanan pada hadits ini bisa berarti ia benar-benar berjalan dari rumahnya untuk pergi menuntut ilmu atau ketika seseorang menghadiri tempat-tempat taklim atau duduknya seorang murid dihadapan gurunya untuk mendapatkan ilmu atau orang yang mencari jawaban-jawaban atas masalah-masalah dalam kitab-kitab ulama.
Kita menyksikan beberapa ikhwah kita yang merasa malas untuk mendatangi majlis – majlis ilmu dalam rangka tholabul ilmiy. Padahal para ulama mereka bersemangat dalam bepergian untuk mencari ilmu walaupun mengeluarkan harta dan meninggalkan keluarganya. Jabir bin Abdillah yang beliau berangkat ke negeri syam untuk menemui sahabat yang lain untuk mendengar hadits Nabi shallallahu’alaihi wasallam, begitu juga dengan Ibnul Mubarak, Imam Ahmad mereka berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain. Coba lihat contoh-contoh yang diberikan oleh para ulama ini, mereka bersemangat dalam meluangkan waktunya dalam menuntut ilmu.
Terkadang kita terjebak dalam bermudah-mudahan dalam menuntut ilmu, tidur-tiduran sambil dengar kajian atau sambil minum kopi atau yang lainnya, dan tentunya ini tidaklah pantas dilakukan.
Termasuk perbuatan riba ialah apabila seseorang itu mengkredit motor lalu apabila kreditannya tidak dilunasi dalam waktu yang ditentukan maka pihak pemberi kredit meminta uang tambahan pada si pembeli, begitu juga dengan sistim asuransi, sistim ini termasuk dalam gharar atau dalam bahasa kesehariannya kita sebut dengan istilah “beli kucing dalam karung”
Dalam menuntut ilmu kita haruslah semata-mata ikhlas lillahi ta’ala. Allah mengancam orang yang menuntut ilmu untuk kepentingan duniawi, sebagaimana sabda Nabi-Nya:
“Barangsiapa yang menuntut ilmu yang semestinya untuk mencari ridho Allah ‘azza wa jalla, kemudian ia mempelajarinya dengan tujuan hanya untuk kedudukan/ kepentingan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga kelak dihari kiamat” (Abu Dawud)
Ilmu syar’i juga dapat mengantarkan pelakunya kepada Akhlak yang mulia. Dan orang yang berakhlaq mulia kelak dia akan bersama dengan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
“Sesungguhnya orang yang peling dekat kedudukannya denganku dihari kiamat, yakni yang paling bagus akhlaqnya”
Keutamaan bertaqwa kepada Allah ‘azza wa jalla. Allah ‘azza wa jalla berfirman
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar kepadanya”
Allah juga akan memberikan rezki dari arah yang tidak disangka-sangka. Menuntut ilmu juga merupakan salah satu jalan untuk mendapatkan rezki, Ada sebuah kisah tentang dua orang bersaudara yang satunya bekerja dan satunya menuntut ilmu kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, lalu yang bekerja mengadu kepada Rasulullah bahwa saudaranya terus menerus bersama engkau sementara saya harus bekerja, lalu Nabi Shallallahu’alaihi wasallam menyatakan bahwa bisa jadi engkau mendapatkan rezki disebabkan saudaramu itu tholabul ilmiy.
Tapi hadits ini jangan dipahami bahwa dengan begitu kita tidak perlu bersusah payah untuk bekerja atau berusaha mencari rezki.
“Ya Tuhanku, tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan” (Thaha : 114)
Wallahu a’lam

0 komentar:

Posting Komentar